Jumat, 16 Desember 2011

seni lukis pensil

Komunitas ini tidak hanya menampung siswa jurusan seni rupa yang hobi menggambar, tetapi juga memiliki misi besar untuk menjadikan Bandung sebagai Kota Desain.
LEBIH dari 40 gambar dengan bingkai sederhana digantung rapi di tengah-tengah pagar berumput hijau yang jaraknya tak jauh dari depan Jalan Ganesha, Bandung, atau persisnya di samping Rumah Sakit Boromeus. Tepat di bawah gambar-gambar itu terbentang sebuah poster bertuliskan ‘Pensil dan Kertas’. Berjejerlah beberapa remaja duduk bersila menghadap poster, membelakangi trotoar, menunduk, menggerakkan pensil ke sana kemari di atas lembaran kertas putih. Mereka sibuk membuat guratan-guratan indah yang sedap dipandang mata.
Suasana seperti itu dapat dijumpai secara rutin, tepatnya di area car free day yang sudah selama satu tahun lebih ini diadakan di Bandung. Salah satunya pada area car free day di Jalan Juanda atau lebih dikenal sebagai Jalan Dago.
Bermula dari sekumpulan siswa jurusan seni rupa di SMK 14 Bandung yang memiliki hobi menggambar, tercetuslah sebuah nama Pensil Terbang. Namun, komunitas yang diresmikan pada 13 Februari 2009 ini memilih untuk mengganti namanya menjadi Pensil dan Kertas.
?Tadinya Pensil Terbang. Tapi karena sudah ada yang pakai nama itu di Yogyakarta, jadi kami memilih untuk mengganti namanya menjadi Pensil dan Kertas,? tutur Taufik Haris, Ketua komunitas Pensil dan Kertas saat ditemui di tengah acara pameran car free day, Bandung, November lalu.
?Karena basic komunitas ini adalah gambar, yang otomatis media utamanya yang kita kenal pastinya adalah pensil dan kertas,? papar Taufik mengenai pilihan nama komunitas yang pada awal berdirinya beranggotakan delapan orang.
Mengenai keanggotaan sendiri, hingga saat ini secara administrasi Komunitas Pensil dan Kertas memiliki 30 anggota yang hampir semuanya adalah laki-laki dan berasal dari berbagai kalangan, mulai dari anak yang masih sekolah, kuliah, sampai kerja. Sedangkan Di antara 30 anggotanya itu, yang cukup aktif saat ini sekitar 19 orang.
Komunitas Pensil dan Kertas, yang notabene berasal dari kelompok hobi dan kumpulan pertemanan, ini terus berusaha aktif dan turut serta dalam beberapa kegiatan seni dan budaya, di antaranya yang belum lama ini dilakukan ialah keikutsertaan dalam perhelatan Braga Festival dan kerja sama dengan komunitas batik di Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Mereka membuat batik sepanjang 10 meter. Dalam kegiatan tersebut, Komunitas Pensil dan Kertas juga memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk turut menggambar batik.
Karya-karya Komunitas Pensil dan Kertas yang beraneka aliran juga diikutsertakan dalam pameran-pameran gambar dan lukisan. Tak lupa yang rutin dilakukan ialah pameran saat car free day Dago, setelah dahulu awalnya mereka rutin melakukan pameran di Balai Kota.
?Di car free day kita memang rutin karena di sini banyak sekali orang yang lewat dan membaur, dan otomatis lebih mudah bagi kita untuk memperkenalkan Komunitas Pensil dan Kertas pada khalayak. Selain itu kan di sini kita lihat banyak juga komunitas yang eksis,? ungkap Arie, salah satu penanggung jawab Komunitas Pensil dan Kertas.
Dengan tema lukisan yang beragam dan kepiawaian komunitas itulah pada tahun ini salah satu karya anggota Komunitas Pensil dan Kertas, yang berbentuk komik cerita pendek, dapat lolos ke Jepang.
?Ya, anggota kami kan memang ada yang punya teman dan sekolah di Korea, dan pas datang ke Bandung, dia lihat karya teman kami, dan tertarik. Jadi deh komik Pensil dan Kertas tembus ke Jepang,? ujar Taufik.
Tak hanya itu, hingga saat ini beberapa karya Komunitas Pensil dan Kertas juga sudah sering dilepas dengan nilai nominal berkisar Rp200 ribu-Rp300 ribu.
Dalam hal lukis-melukis, selain menggunakan media dasar pensil dan kertas, mereka lebih sering menggunakan tinta china sebagai media pewarnaannya dan juga kombinasi teknologi Photoshop, Coreldraw, dan Webdesign yang pasti sudah dikenal dan tak asing di kalangan pecinta gambar dan desain.
Kota Desain
Terlepas dari itu semua, Komunitas Pensil dan Kertas memiliki misi besar untuk menjadikan Bandung sebagai Kota Desain.
?Seperti kita ketahui bahwa Bandung memang amat terkenal dengan seni desainnya. Cuma sayangnya belum mendapatkan perhatian yang berarti dari pemerintah,? ungkap Taufik, antusias.
Untuk mendukung program tersebut, Komunitas Pensil dan Kertas sempat menggalang dukungan masyarakat melalui pengumpulan tanda tangan yang kemudian diajukan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun sayang, hingga saat ini usaha itu belum mendapatkan hasil yang memuaskan.
Meski begitu, respons pemerintah tak membuat komunitas yang bermarkas di Jalan Ibrahim Adjie, Gang Haji Kurdi Nomor 111, Kiaracondong, Bandung, ini tidak patah arang karena harapan mereka untuk mewujudkan Bandung sebagai Kota Desain masih terus menggebu. Melalui karya-karya mereka, Komunitas Pensil dan Kertas terus bergerak menunjukkan eksistensi.